![]() |
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, saat berbicara dalam Rapat Koordinasi (Rakor) di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/2/2025). (Foto: badanpangan.go.id). |
Menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025, pemerintah memastikan stok pangan
mencukupi dan harga tetap stabil melalui koordinasi dengan daerah serta
operasi pasar murah.
Jakarta – Pemerintah terus mempersiapkan langkah-langkah strategis
untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan harga bahan pangan menjelang Hari
Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri 2025. Presiden Prabowo
Subianto telah memberikan arahan agar harga bahan pokok tidak mengalami
kenaikan, kecuali harga gabah kering panen di tingkat petani.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa
pemerintah telah memastikan pasokan pangan dalam kondisi aman. Hal ini
disampaikan usai Rapat Koordinasi (Rakor) di Kementerian Pertanian, Jakarta,
Senin, 17 Februari 2025.
Baca Juga:
Jelang Ramadhan, Kementan dan Pos Indonesia Gelar Operasi Pasar untuk
Stabilkan Harga Pangan
“Rapat hari ini adalah rapat persiapan jelang HBKN bahas ketersediaan. Tadi
Bapak Mentan (Menteri Pertanian) sebagai Menko Pangan ad interim, karena Pak
Zulhas sedang ke luar negeri, kita telah memastikan ketersediaan pangan
cukup,” ujar Arief yang dikutip
koranaceh.net.
Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus menjaga keseimbangan harga di
tingkat petani dan konsumen. “Jadi perintahnya Bapak Presiden adalah harga
tidak boleh ada yang naik, yang boleh naik hanya gabah kering panen milik
petani. Harga di petani dan peternak juga harus bagus. Itu yang ingin
pemerintah jaga terus selama HBKN nanti,” lanjutnya.
Sebagai tindak lanjut Rakor Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada
12 Februari 2025 lalu, pemerintah juga mengajak seluruh pemerintah daerah
(pemda) untuk aktif berperan dalam menjaga stabilitas pangan. NFA telah
mengirimkan imbauan kepada seluruh gubernur, wali kota, dan bupati agar ikut
serta dalam pengamanan pasokan dan harga pangan.
Dalam surat tersebut, Arief menekankan empat langkah penting yang harus
dilakukan pemda. Pertama, melakukan pendataan stok dan harga pangan di daerah
masing-masing. Kedua, mengendalikan serta mencegah potensi gejolak harga.
Ketiga, melakukan pemantauan harga secara berkala. Terakhir, menjalin kerja
sama antar daerah, terutama bagi wilayah yang mengalami defisit pangan atau
berpotensi mengalami lonjakan harga.
Baca Juga:
Jelang Ramadhan, Pemkot Banda Aceh Gelar Pasar Murah dengan 3.000 Kupon
Subsidi
Terkait penyerapan hasil panen petani, Arief mengungkapkan bahwa harga gabah
di beberapa daerah, seperti Sumatera Selatan, masih berada di bawah Rp6.500
per kilogram. Namun, pihaknya telah berkomunikasi dengan pengusaha untuk
meningkatkan harga pembelian.
“Kalau terkait serapan Bulog dari petani padi kita, tentunya daerah yang masih
di bawah, harus didorong naik. Seperti di Sumatera Selatan, kan kemarin masih
di bawah Rp6.500, sudah dikomunikasikan dan pengusaha di sana akan membeli
dengan Rp6.500, any quality. Sekarang serapan Bulog sudah sekitar 8 ribu-10
ribu ton per hari,” jelasnya.
Per 14 Februari 2025, realisasi pengadaan beras oleh Perum Bulog telah
mencapai 75,2 ribu ton atau 2,51 persen dari target yang ditetapkan
pemerintah. Arief optimistis bahwa serapan beras akan meningkat mulai Maret,
seiring dengan lonjakan produksi. Berdasarkan data NFA, produksi beras Januari
2025 tercatat 1,33 juta ton dengan konsumsi bulanan 2,59 juta ton. Pada
Februari, produksi diperkirakan mencapai 2,10 juta ton, dan melonjak menjadi
5,24 juta ton pada Maret.
Di sisi lain, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen
pemerintah untuk menjaga harga pangan tetap stabil selama Ramadan. “Hari ini
rapat untuk persiapan harga bahan pokok di bulan suci Ramadan. Kita harapkan
harganya stabil. Bila perlu harganya lebih rendah daripada tahun sebelumnya
dan juga kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran,” kata Amran.
Baca Juga:
Menjelang Ramadhan, Harga Bahan Pokok di Banda Aceh Relatif Stabil
Ia juga berharap masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang tanpa
terbebani lonjakan harga. “Kita ingin di bulan suci Ramadan, semua yang
melakukan puasa melaksanakan ibadah dengan tersenyum karena harga stabil dan
syukur-syukur di bawah harga tahun lalu. Insya Allah kita putuskan nanti di
tanggal 19 Februari 2025. Tugas pemerintah adalah bagaimana produsen, dalam
hal ini petani, peternak tersenyum, konsumen bahagia, dan pengusaha untung,”
ujarnya.
Sebagai langkah konkret, NFA akan menggelar operasi pasar murah melalui
Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah selama periode HBKN Ramadan dan
Idulfitri. Per 14 Februari, telah tercatat 728 kegiatan GPM yang tersebar di
11 provinsi dan 74 kabupaten/kota.[]




