AcehNewsSosial

Peusijuk Mualem-Dek Fadh: Tradisi Leluhur yang Sarat Makna untuk Aceh yang Lebih Baik

×

Peusijuk Mualem-Dek Fadh: Tradisi Leluhur yang Sarat Makna untuk Aceh yang Lebih Baik

Sebarkan artikel ini


Dari kiri ke kanan, istri Gubernur Aceh terpilih Marlina Usman (Kak
Ana), Gubernur Aceh terpilih Muzakir Manaf (Mualem), Ketua Tim
Pemenangan Aceh Kamaruddin Abu Bakar (Abu Razak) dan Wakil Gubernur Aceh
terpilih Fadhlullah (Dek Fadh) foto bersama di sela-sela acara peusijuk,
Minggu (19/1/2025), di Gampong Pango, Banda Aceh. (Foto: Ist).


Prosesi peusijuk pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf
(Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh), bukan sekadar seremonial, melainkan simbol
doa dan harapan untuk masa depan Aceh yang lebih baik.

Banda Aceh – Tradisi peusijuk kembali menjadi sorotan
dalam rangkaian kegiatan menjelang pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur
Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh). Prosesi yang
berlangsung di Posko Pemenangan Mualem-Dek Fadh, Gampong Pango, Kota Banda
Aceh, pada Minggu, 19 Januari 2025, bukan hanya ritual semata, melainkan
simbol doa, rasa syukur, dan harapan besar masyarakat Aceh terhadap
kepemimpinan baru.

Baca Juga:
Peusijuek: Tradisi Adat Aceh untuk Mualem dan Dek Fadh


Kamaruddin Abu Bakar (Abu Razak), Ketua Tim Pemenangan, menegaskan bahwa
peusijuk memiliki makna mendalam dalam tradisi masyarakat Aceh. “Peusijuk
adalah tradisi leluhur penuh hikmah dan makna, simbol rasa syukur dan doa
kepada Allah SWT. Dengan prosesi ini, kita berharap agar kepemimpinan H.
Muzakir Manaf dan H. Fadhlullah senantiasa diberkahi dan dilindungi, serta
bisa membawa manfaat bagi seluruh rakyat Aceh,” ujarnya kepada
koranaceh.net.



(Foto: Koran Aceh).





Abu Razak juga menekankan bahwa peusijuk menggambarkan harapan besar
masyarakat Aceh untuk perubahan nyata di bawah kepemimpinan baru. “Perbedaan
pilihan adalah hal yang lumrah dalam berdemokrasi. Namun, yang terpenting
adalah bagaimana semua pihak dapat bersatu dan saling mendukung demi mencapai
tujuan bersama,” katanya.

Baca Juga:
Partai Aceh dan MPTT: Gelar Zikir Akbar Mengenang 20 Tahun Tsunami Aceh
Sekaligus Peusijuek Wali Agama Beserta Gubernur Aceh Terpilih


Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk
mendukung program kerja pemerintahan baru dengan memberikan masukan, pendapat,
dan kritik yang konstruktif. “Agar semua kebijakan yang diambil dapat tepat
sasaran dan memberikan manfaat bagi masyarakat Aceh secara keseluruhan,”
tambah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Aceh itu.

Simbol Kebersamaan dan Harapan


Acara ini juga dimeriahkan dengan santunan kepada anak yatim serta dihadiri
berbagai elemen masyarakat, termasuk kader Partai Aceh, tokoh masyarakat,
relawan, dan simpatisan. Hadirnya ulama terkemuka seperti Tgk. H. Sofyan
Arongan (Abon Arongan), Tgk. Ahmad Tajuddin (Abi Lampisang), dan Tgk. H.
Azhari Alatif (Abati Seulimum) turut memberikan makna spiritual pada prosesi
ini.





Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf, dalam sambutannya menegaskan
komitmennya untuk memenuhi janji-janji selama masa kampanye. “Langkah pertama
dalam pemerintahan baru adalah menjalin hubungan strategis dengan pemerintah
pusat dan pihak internasional guna meningkatkan perekonomian dan pembangunan
Aceh yang berkelanjutan,” tegasnya.

Baca Juga:
Muzakir Manaf dan Fadhlullah Resmi Jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh
2025-2030


Menurut Mualem, tradisi seperti peusijuk ini juga mencerminkan nilai-nilai
keislaman yang menjadi landasan penting dalam setiap langkah menuju perubahan.

Peusijuk Sebagai Titik Awal Perubahan


Tradisi peusijuk tidak hanya menjadi simbol syukur, tetapi juga wadah
memperkuat ikatan sosial dan politik masyarakat Aceh. Dalam doa bersama,
terkandung harapan besar untuk terciptanya pemerintahan yang adil, transparan,
dan mampu membawa kemakmuran bagi seluruh rakyat Aceh.



(Foto: Koran Aceh).





Peusijuk mengingatkan kita akan pentingnya nilai kebersamaan dan ketulusan.
Dengan mengedepankan syariat Islam, kita bisa bekerja sama demi kesejahteraan
Aceh yang lebih baik di masa depan,” tutup Abu Razak.

Baca Juga:
DPRA Pastikan Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Terpilih pada 7 Februari 2025


Dengan semangat kebersamaan yang terwujud dalam tradisi ini, pasangan
Mualem-Dek Fadh diharapkan dapat memimpin Aceh menuju perubahan yang lebih
baik dan berkelanjutan.[]